JAKARTA (FLORES nusaIMAN) - Aloysius Waiwerang, seorang pembantu pastor (ajudan/koster), tega membunuh pastor barat di FLores, padahal berpuluh-puluh tahun Aloysius Waiserang bekerja (mengabdi) dengan pastor itu. Kejadian ini terjadi beberapa tahun silam, demikian ditulis cerita pendek (cerpen) Darah Timor karya Herson Gubertus Gerson Poyk, sastrawan terkenal asal NTT.
Almarhum Gerson banyak menulis cerpen dan novel dengan kisah seputar gereja. Cerita pendek atau novel milik Gerson bercerita tentang hal-hal sederhana, tentang keseharian.
Dalam cerpen Darah Timor, Gerson Poyk memilih tokoh utama pastor dan Aloysius Waiwerang untuk menggambarkan ihkwal realisme, naturalisme, rasionalitas, dan irasionalitas.
"Aloysius bertahun-tahun berbakti pada pastor ini. Bawa barang (perlengkapan misa, baju pastor) ke paroki-paroki di seluruh Flores. Tiba-tiba sepatunya (pastor) hilang. Karena pendidikan tinggi, pastor pakai logika (rasional) menganalisa kesalahan Aloysius (tinggalkan logika irasional/hati nurani). Lalu tersinggung Aloysius lalu dia potong/bunuh pastor, terus lonceng gereja berbunyi. Ini semacam drama kemanusiaan menghadapi absurbditas dunia ini. Ternyata anjing yang bawa lari sepatunya."
Gerson pernah menggambarkan bahwa setelah mengembara di usia yang begini panjang, modal-modal religius itu tetap dibawa. Tapi begitulah kehidupan ini, sangat manusiawi. Terjadi konflik-konflik, dialektika yang terus menerus. Tiap langkah maju kita (manusia) mesti menemukan kendala, konflik, dan itulah yang disebut beban. Dalam istilah filsafat disebut kendala-kendala absurb. Dalam ajaran nasrani disebut salib.
"Novel saya itu banyak kisah seputar gereja. Lewat sastra saya agak dekat dengan gereja. Saat di Sumatera ketika beri pelatihan penulisan, saya dengar koor koor gereja tuch uh saya nangis. Ternyata perjalanan hidup manusia begitu ya. Jadi memang kita sebenarnya hidup dalam beban-beban itu, konflik-konflik absurb. Bisa diselesaikan dan ada yang tidak bisa diselesaikan. Itu semua menjadi roh dari karya-karya saya," ujar Gerson Poyk.
(Herson Gubertus) Gerson Poyk telah meninggal pada 24 Februari 2017 di usia ke-86 dan dikuburkan di kampung halamannya, pulau Rote, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar