Oleh Yahya Ado
Sudahkah kita sampai di sana?
Iman itu ada di hati, tempat rahasia bernaung. Jika engkau ragu dengan hidupmu, kembalilah ke rumahmu. Sebab yang mempertanggujawabkan kematianmu adalah dirimu sendiri.
Orang tua, keluarga dan handai taulan serta semua pernak pernik hidupmu hanya bisa mengantarmu hingga di liang kubur. Kita percaya ada surga dan neraka. Sungguh sangat percaya. Tapi belum ada orang yang berpengalaman ke sana. Maka jangan terlalu percaya menggapai surga dengan menyebar kebencian.
Kembalilah ke hati. Kembalilah ke keyakinan. Kita punya pikiran, jiwa dan rasa yang berbeda. Kita punya rumah, tempat di mana kita mengukir sejarah lahir maupun bathin.
Bukankah satu musuh terlalu banyak dari seribu teman? Ingatlah, kisah seorang pemuda yang menyelamatkan anjing dari sumur sebagai ahli surga. Seorang pemuda lain yang biasa saja dalam hidupnya tapi tak pernah iri dan benci terhadap sesama, lalu dicap nabi sebagai seorang ahlul surga di depan para sahabatnya.
Lalu kenapa, kita terlalu sibuk mencari surga dengan melupakan cinta kasih buat sesama? Terlepas negara ini demokrasi, saya yakin Tuhan tidak pernah butuh pembelaan. Tuhan tetap maha suci, meski terus dicaci..
Saya bersyukur hidup di tengah keberagaman, meski dilahirkan di tanah hangus NTT.
Salam Damai..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar