JAKARTA (FLORES nusaIMAN) - Nilai-nilai Kristiani mestinya lebih hebat dari nilai-nilai budaya Jepang. Tapi mengapa orang Katolik Flores kalah bersaing dengan orang Jepang? Jawabannya: orang Jepang melaksanakan nilai-nilai budayanya. Orang Katolik Flores tidak melaksanakan dengan benar nila-nilai Kristiani.
Penerbit: Farrar, Strauss and Cudahy, New York, 1957.
Alih bahasa ke bahasa Indonesia oleh Thom Wignyanta
Cetakan II: 2005
Penerbit: Nusa Indah
Penerbit: Nusa Indah
Pernah menjadi serial di Majalah DIAN no 3 Tahun I 1973 hingga No 18 Tahun II, 1975.
Siapakah Kapten Tasaku Sato?
* Tasaku Sato adalah kapten Angkatan Laut Jepang.
Lahir di Taipei, Oktober 1899.
* Masuk Pendidikan Angkatan Laut Jepang dengan spesialisasi navigasi di Etajima pada usia 17 tahun dan tamat usia 22.
* Mengajar di Sekolah Pendidikan Angkatan Laut di Etajima selama 15 tahun.
* Tahun 1940 bekerja di Departemen Angkatan Laut.
* Setelah dipercayakan tugas di sejumlah bidang, pada 1943, Tasaku Sato ditunjuk sebagai Komandan Pasukan Pengawal Angkatan Laut Kerajaan Jepang di Flores.
* Jepang menduduki Wilayah Hindia Belanda tahun 1942.
* Tasaku Sato Bertugas di Flores 1943-1945.
* Berada di NTT hingga 1947. Dua tahun dipenjara Sekutu di Sumba dan di Timor.
Lahir di Taipei, Oktober 1899.
* Masuk Pendidikan Angkatan Laut Jepang dengan spesialisasi navigasi di Etajima pada usia 17 tahun dan tamat usia 22.
* Mengajar di Sekolah Pendidikan Angkatan Laut di Etajima selama 15 tahun.
* Tahun 1940 bekerja di Departemen Angkatan Laut.
* Setelah dipercayakan tugas di sejumlah bidang, pada 1943, Tasaku Sato ditunjuk sebagai Komandan Pasukan Pengawal Angkatan Laut Kerajaan Jepang di Flores.
* Jepang menduduki Wilayah Hindia Belanda tahun 1942.
* Tasaku Sato Bertugas di Flores 1943-1945.
* Berada di NTT hingga 1947. Dua tahun dipenjara Sekutu di Sumba dan di Timor.
Isi Buku
Buku ini hanya sedikit bercerita tentang perang. Sebagian besar buku ini justru lebih banyak tentang pengalaman Tasaku Sato.
* Mengunjungi berbagai wilayah di Flores hingga Adonara.
* Terutama interaksinya dengan penduduk Flores yang beragama Katolik dan para pengurus Gereja Katolik, yakni uskup dan para imam.
* Aktivitas dua uskup (Uskup Ogihara dari Hiroshima dan Uskup Agung Yamaguchi dari Uskup Nagasaki) dan sejumlah imam asal Jepang yang dikirim Departemen Angkatan Laut Jepang.
* Pengalaman di penjara.
* Penilaian dan kesan Tasaku Sato tentang Flores dan agama Katolik.
* Terutama interaksinya dengan penduduk Flores yang beragama Katolik dan para pengurus Gereja Katolik, yakni uskup dan para imam.
* Aktivitas dua uskup (Uskup Ogihara dari Hiroshima dan Uskup Agung Yamaguchi dari Uskup Nagasaki) dan sejumlah imam asal Jepang yang dikirim Departemen Angkatan Laut Jepang.
* Pengalaman di penjara.
* Penilaian dan kesan Tasaku Sato tentang Flores dan agama Katolik.
Agama Katolik di Mata Tasaku Sato Sebelum ke Flores
* Pemberontakan Shimabara, dekat Nagasaki, 1637-1638.
Agama Katolik masuk Jepang tahun 1549 oleh St Fransiskus Xaverius. Waktu itu, 1491-1590, Jepang dilanda Perang Saudara. Agama Katolik kemudian dilarang oleh Shogun.
Agama Katolik masuk Jepang tahun 1549 oleh St Fransiskus Xaverius. Waktu itu, 1491-1590, Jepang dilanda Perang Saudara. Agama Katolik kemudian dilarang oleh Shogun.
Kesan tentang Agama Katolik Ketika Pertama Kali di Flores
(Bisa dilihat dalam kutipan berikut)
(Bisa dilihat dalam kutipan berikut)
* "...unsur agama yang telah berakar di antara rakyat pulau itu bisa merupakan satu perintang bagi pemerintahan kami." Tulis laporan pimpinan sebelum Kapten Tasaku Sato. hal 47
Sebelum pecah Perang Dunia II, di Flores terdapat 110 imam, 100 bruder, dan 80 suster.
Sebelum pecah Perang Dunia II, di Flores terdapat 110 imam, 100 bruder, dan 80 suster.
* "Tidak ada yang lebih merugikan dan malahan merupakan penghalang terbesar terhadap tugas kita memerintah pulau ini selain agama Katolik...hal 49
* Membiarkan Gereja tetap berpengaruh berarti menghalangi pemerintah sipil kita dalam menjalankan tugas secara efektif." demikian kesimpulan laporan pimpinan sebelum Tasaku Sato. hal 49
Agama Katolik Mulai Mencuri Hati Tasaku Sato
* Opsir yang sombong dan ngawur dihardik oleh Tasaku Sato --hal 59
Dia dinilai hanya menilai pemimpin dan umat Katolik dari luar.
Dia dinilai hanya menilai pemimpin dan umat Katolik dari luar.
* "Agama memegang peran penting dalam kehidupan seseorang." hal 65.
"Sejak masa kanak-kanak, saya telah dididik dengan slogan yang sangat terkenal, yaitu sikap loyal dan cinta terhadap tanah airku, Jepang." hal 68
* "Agama Katolik melampauai bangsa dan pemeirntahan. Ia cuma menaruh perhatian pada jiwa-jiwa. " hal 77
* "Kebijaksaan Belanda untuk memanfaatkan Gereja Katolik dan pendidikan Katolik memang realistis, praktis, dan jauh lebih bijaksana daripada yang kami pakai.' Hal 84
* "Semangat kerasulan para imam Katolik ini telah menghantarkan mereka ke sudut-sudut dunia terpencil tanpa tujuan, selain untuk mengkothbahkan Injil. Semangat ketaatan yang ada di dalam dada para misionaris ini, yang adalah para serdadu Kristus, sungguh membakar dada pelaut ini. Hal-hal ini membuatnya kagum terhadap iman yang mengilhami para misonaris ini, sehingga mereka tidak tanggung-tanggung untuk berkorban dan menyangkal diri." hal 111.
* "Ketika mendengarkan gaung lonceng bertalu-talu itu, saya seolah-olah mendengar orang-orang berkata bahwa peperangan datang dan pergi, tetapi Gereja bertahan sepanjang masa." hal 116
* "Banyak kali saya berpikir, apakah yang dipikirkan oleh rakyat tentang gereja beton, sedang mereka sendiri tinggal dalam gubuk-gubuk beratap alang-alang atau daun kelapa?" hal 124
* Tasaku Sato sendiri menjawab, "...menara gereja itu sebagai lambang kekekalan. Sudah pasti, mereka menghendaki sebuah gereja yang megah, besar, dan indah." hal 124.
* "Semua manusia mencari-cari sesuatu yang mampu mengatasi mereka dari dunia yang fana ini..." hal 124
* "Semua manusia mencari-cari sesuatu yang mampu mengatasi mereka dari dunia yang fana ini..." hal 124
* "Kadang-kadang saya heran, apakah saya tidak harus mengikuti langkah penunjuk jalan dengan berani dan mengubah arah jalanku....." hal 150 Ia terlibat perang batin setelah melihat kehidupan iman umat Katolok Flores dan membaca laporan Uskup Yamaguchi.
Tasaku Sato Jatuh Cinta pada Agama Katolik
"Meskipun kami tidak memenangkan perang, tetapi Insya Allah, barangkali kami meninggalkan bekas-bekas kejujuran dan harga diri yang pada waktunya akan diungkapkan juga oleh sejarah." hal 167
* "Saya tidak mengira bahwa mereka itu dikirim oleh Penyelenggara Ilahi kepadaku.".. hal 20
* "Uskup Yamaguchi pernah mengatakan kepada saya bahwa penyelenggaraan Ilahilah yang telah mengirimkannya ke Flores..." (halaman 224).
"...Rakyat Flores telah mengajarkan saya bahwa biarpun bom-bom dapat menghancurkan semua gereja, ada satu yang tetap hidup, yaitu iman umat. Di Flores, saya dekat api, bara iman yang ikut serta membakar jiwaku. Semua usahaku untuk memadamkannya sia-sia." (hal 223)
II. Nilai Iman, Nilai Moral, dan Nilai untuk Prestasi
Sepuluh Perintah Allah
1. Jangan menyembah berhala, berbaktilah kepada-Ku saja dan cintailah Aku lebih dari segala sesuatu.
2. Jangan menyebut nama Tuhan Allahmu dengan tidak hormat.
3. Kuduskanlah hari Tuhan.
4. Hormatilah Ibu-Bapakmu.
5. Jangan membunuh.
6. Jangan berzinah.
7. Jangan mencuri.
8. Jangan bersaksi dusta tentang sesamamu.
9. Jangan mengingini istri sesamamu.
10. Jangan mengingini milik sesamamu secara tidak adil.
2. Jangan menyebut nama Tuhan Allahmu dengan tidak hormat.
3. Kuduskanlah hari Tuhan.
4. Hormatilah Ibu-Bapakmu.
5. Jangan membunuh.
6. Jangan berzinah.
7. Jangan mencuri.
8. Jangan bersaksi dusta tentang sesamamu.
9. Jangan mengingini istri sesamamu.
10. Jangan mengingini milik sesamamu secara tidak adil.
Ajaran Cinta Kasih
* Matius 22:35-39
"Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Itulah hukum yang terutama dan yang pertama.
Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri."
Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri."
* Yoh 15:13
Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya.
Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya.
Apa Itu Kasih
1 Korintus 13:1-13
13:4
* Kasih itu sabar,
* Kasih itu murah hati,
* Kasih itu tidak cemburu.
* Kasih itu tidak memegahkan diri dan tidak sombong.
* Kasih itu sabar,
* Kasih itu murah hati,
* Kasih itu tidak cemburu.
* Kasih itu tidak memegahkan diri dan tidak sombong.
13:5
* Kasih itu tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri.
* Kasih itu tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain.
* Kasih itu tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri.
* Kasih itu tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain.
13:6
* Kasih itu tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran.
* Kasih itu tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran.
13:7
* Kasih itu menutupi segala sesuatu,
* percaya segala sesuatu,
* mengharapkan segala sesuatu,
* sabar menanggung segala sesuatu.
* Kasih itu menutupi segala sesuatu,
* percaya segala sesuatu,
* mengharapkan segala sesuatu,
* sabar menanggung segala sesuatu.
Nilai Moral Universal
1. Kejujuran
2. Kesabaran
3. Kesetiaan
4. Tanggung jawab
5. Itikad atau niat baik
6. Komitmen
7. Transparansi
8. Keberanian
9. Toleransi
10. Hormat kepada sesama
11. Kerendahan hati
12. Kepedulian
2. Kesabaran
3. Kesetiaan
4. Tanggung jawab
5. Itikad atau niat baik
6. Komitmen
7. Transparansi
8. Keberanian
9. Toleransi
10. Hormat kepada sesama
11. Kerendahan hati
12. Kepedulian
Nilai-Nilai yang Dijunjung Tinggi Bangsa Jepang
Kenapa Jepang mencapai kemajuan mengagumkan? Karena budaya mereka yang sangat tinggi. Sejak restorasi Meiji, Jepang mengambil budaya yang bagus dari Barat seraya mengembangkan budaya asli Jepang, antara lain: monozukuri, hitozukuri, sunao, dan kokoro. Di kalangan elite Jepang, ada Nilai Bushido.
* Monozukuri mengacu pada pentingnya proses untuk menghasilkan sesuatu (mono=produk, zukuri=proses).
* Hitozukuri adalah pentingnya sumber daya manusia dalam proses produksi (hito=manusia). Semua kemajuan ditentukan oleh kualitas SDM.
* Sunao artinya ketulusan atau keikhlasan.
* Kokoro artinya hati nurani.
Nilai Bushido
1. Integritas (Gi)
2. Keberanian (Yu)
3. Kemurahan hati (Jin)
4. Hormat dan santun kepada orang lain (Rei)
5. Kejujuran (Makoto)
6. Martabat (Meiyo)
7. Kesetiaan (Chungi)
8. Kepedulian (Tei)
2. Keberanian (Yu)
3. Kemurahan hati (Jin)
4. Hormat dan santun kepada orang lain (Rei)
5. Kejujuran (Makoto)
6. Martabat (Meiyo)
7. Kesetiaan (Chungi)
8. Kepedulian (Tei)
* Harakiri, tak mau hidup menanggung malu.
Prinsip-Prinsip GCG (Good Corporate Governance)
1. Akuntabilitas.
2. Tanggung jawab.
3. Keterbukaan.
4. Kemandirian.
5. Kesetaraan
1. Akuntabilitas.
2. Tanggung jawab.
3. Keterbukaan.
4. Kemandirian.
5. Kesetaraan
Nilai Prestasi
1. Kerajinan
2. Ketekunan
3. Kesabaran
4. Kejujuran
5. Kesetiaan
6. Tanggung jawab
7. Kedisiplinan
8. Itikad baik
9. Komitmen
10. Transparansi
11. Keberanian
12. Toleransi
13. Kerjasama
14. Hormat kepada sesama
15. Kerendahan hati.
1. Kerajinan
2. Ketekunan
3. Kesabaran
4. Kejujuran
5. Kesetiaan
6. Tanggung jawab
7. Kedisiplinan
8. Itikad baik
9. Komitmen
10. Transparansi
11. Keberanian
12. Toleransi
13. Kerjasama
14. Hormat kepada sesama
15. Kerendahan hati.
Kesimpulan:
* Orang Flores akan memiliki kualitas yang hebat jika menghayati dan mengimplementasi nilai-nilai Kristiani. Nilai-nilai Kristiani banyak terdapat pada moral yang berlaku umum dan nilai-nilai yang menentukan prestasi.
* Orang Flores sulit mencapai kemajuan jika hanya menjalankan ritual keagamaan tanpa mengimplementasi nilai-nilai Kristiani. Penentu sukses justru terletak pada pelaksanaan nilai Kristiani.
* Orang Flores akan memiliki kualitas yang hebat jika menghayati dan mengimplementasi nilai-nilai Kristiani. Nilai-nilai Kristiani banyak terdapat pada moral yang berlaku umum dan nilai-nilai yang menentukan prestasi.
* Orang Flores sulit mencapai kemajuan jika hanya menjalankan ritual keagamaan tanpa mengimplementasi nilai-nilai Kristiani. Penentu sukses justru terletak pada pelaksanaan nilai Kristiani.
Pertanyaan untuk Diskusi
1. Pertanyaan pokok sesuai topik diskusi: masihkah Flores menjadi pulau iman?
2. Apakah etnik Flores saat ini menampilkan nilai-nilai Kristiani dalam hidupnya?
3. Apakah etnik Flores memiliki nilai-nilai moral dan nilai-nilai prestasi untuk bisa bersaing dengan etnik lain di Indonesia dan dunia?
4. Apa yang perlu dilakukan agar etnik Flores menjadi etnik unggul, etnik yang memiliki nilai-nilai penting untuk bisa memenangkan persaingan.
1. Pertanyaan pokok sesuai topik diskusi: masihkah Flores menjadi pulau iman?
2. Apakah etnik Flores saat ini menampilkan nilai-nilai Kristiani dalam hidupnya?
3. Apakah etnik Flores memiliki nilai-nilai moral dan nilai-nilai prestasi untuk bisa bersaing dengan etnik lain di Indonesia dan dunia?
4. Apa yang perlu dilakukan agar etnik Flores menjadi etnik unggul, etnik yang memiliki nilai-nilai penting untuk bisa memenangkan persaingan.
Terimakasih.
Pd
Pd
Tidak ada komentar:
Posting Komentar