Sabtu, 21 Mei 2016

Gereja Pancasila & Kawin Kontrak

Catatan untuk pernikahan Arnold Yansen da Gomez

JAKARTA (FLORES nusaIMAN) - Jarang dijumpai Gereja Katolik menampilkan ajakan untuk umat yang terpampang di depan altar seperti ini "AMALKAN PANCASILA".

Juru kamera Redaksi bermain zoom ke arah altar dan terbaca jelas gambar Yesus yang memanggul seorang wanita, bukan gambar Yesus memanggul salib.

Bersama gambar itu juga tertulis "KERAHIMAN ALLAH MEMERDEKAKAN". Altar ini milik Gereja Santo Yohanes Penginjil, di jalan Melawai Raya no 197, Kebayoran Baru - Jakarta Selatan.

Undangan untuk pernikahan Arnoldus Yansen da Gomez, tokoh intelektual dan aktivis PMKRI asal Maumere ini, hari ini terasa spesial karena Redaksi menyaksikan betapa Gereja di tepi jalan kawasan Blok-M ini sungguh menjadi rumah bagi saudara non Katolik misalnya.

Satu rombongan keluarga dari mempelai wanita (istri Gomez) yang Muslim ternyata menghadiri Misa Pernikahan Suci itu, juga duduk di dalam gereja. "Saya saudara sepupu dari pihak pengantin wanita dan baru datang dari Malaysia," sahut ibu berjilbab saat ditanya Redaksi.

Romo Joanes Christo Ofm sampaikan terima kasih atas kehadiran rombongan keluarga Muslim ini saat akan membuka perayaan misa pernikahan bagi Gomez dan wanita pujaannya, Helena Ruli Vega Kurnia Dinata Putri.

Romo Christo kemudian menandaskan beberapa hal penting dalam kotbahnya sambil mengingatkan bahwa tantangan bagi kehidupan keluarga Katolik di masa kini kian hebat.

Ingat! Gereja Kristiani tidak mengenal kawin kontrak, tidak mengenal perceraian, karena itu tidak boleh ada pihak ketiga hadir dalam kehidupan keluarga, tegas Romo Christo.

Romo menambahkan bahwa hanya Allah sendiri yang akan memisahkan suami dan istri. Sakramen Pernikahan adalah tanda kehadiran Allah sendiri dalam kehidupan suami dan istri.

Karena Allah itu Maha Baik, Segalanya Baik, maka suami dan istri harus menghadirkan Yang Baik di dalam kehidupan berkeluarga, hingga kakek nenek, hingga ajal menjemput.

Romo Christo juga menguatkan setiap pasangan suami istri Katolik bahwa Allah tidak membiarkan pasangan suami istri yang Dia anugerahi Cinta yang mempersatukan itu berjalan sendiri.

Namun, pasangan suami istri, pinta Romo, harus bisa mempertahankan komunikasi penuh gairah, komunikasi yang hangat, agar tetap langgeng (bertahan), model komunikasi yang memang telah dialami dan dibangun di masa-masa bercinta sebelum memutuskan menikah.

Untuk Gomez dan Vega, Romo juga menasihati untuk belajar perihal hidup berkeluarga pada orangtua saksi pernikahan. "Jangan hanya jadi guru politik, tapi juga belajar cara hidup berkeluarga dari mereka," uja Romo Christo.

Kebetulan Gomez dan Vega memilih tokoh politik nasional Andreas Hugo Parera dan istrinya sebagai bapak mama saksi pernikahan mereka.

Sebagai almuni Seminari Mataloko (Alsemat), Gomez tentu dapat banyak dukungan dari senior,
teman, dan yunior Alsemat, seperti Lexi Kumpul dan Valens Daki-Soo.

Gomez pun tampil di mimbar altar untuk mengungkapkan rasa terima kasih pada semua orang yang telah berjasa dalam hidupnya. "Di gereja ini saya awal berjumpa dengan Vega dan kami berdua belajar berdialektika tentang cinta. Akhirnya, kami berdua pun menikah di gereja ini. Terima kasih khusus untuk koor yang hebat," ujar Gomez.

Hampir semua lagu yang dibawakan Longginus Choir (penyanyi-penyanyi hebat asal Flores) memang bikin bulu kudu merinding.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar