Jumat, 25 Maret 2016

Yesus (Soesilo) yang menyembuhkan

JAKARTA (FLORES NusaIMAN) - Tuhan Yesus, di mata orang sakit, adalah Tuhan yang menyembuhkan. Tapi hanya oleh Iman (penyerahkan diri secara total) pada karya penyembuhan oleh Tuhan Yesus, orang sakit akan dibebaskan dari penyakit.

Demikian testimoni Yosef Woi, pria kelahiran Nagekeo-Flores 75 tahun silam itu, saat diwawancara tim redaksi pagi ini di rumah kediaman anaknya di Depok, Jawa Barat.

Yosef mengisahkan betapa dirinya bersuka cita setelah hasil city scan oleh dokter radiologi di rumah sakit Sentra Medika-Cisalak-Bogor menyatakan tumor di lehernya telah lenyap dan saluran pernapasan di tenggorokan sudah lapang (longgar).

Padahal sebelum itu, dokter THT di rumah sakit Polri Soekanto Kramat Jati, Jakarta menyatakan (menurut hasil city scan) tumor di leher Yosef adalah penyebab bapak dari 7 anak ini susah bernapas.

Medio November 2015, Yosef, guru SD yang telah pensiun ini, hampir mengalami ajal saat dirawat di Puskemas Danga akibat pernapasan yang terhenti. Keluarga Yosef pun meminta Pastor memberinya Sakramen Minyak Suci (Sakramen Penguatan) ketika itu.

Beruntung Puskesmas Danga dan Puskesmas Nangaroro menolong Yosef dengan tabung oksigen dalam perjalanan menuju rumah sakit Ende. Yosef pun dirawat intensif dengan merangsang kembali pernapasan oleh pasokan oksigen yang lebih besar berikut pengasapan di rumah sakit Ende.

Yosef kemudian dirujuk ke rumah sakit di Maumere, namun dokter justru menyarankan Yosef berobat ke rumah sakit di Bali atau Jawa karena punya peralatan dan dokter ahli.

Saat di Jakarta, putra kedua Yosef, justru mengantar ayahnya ke pengobatan alternatif bernama Ki Mijil Pamungkas, (Soesilo Raharjo). Namun seketika tiba di tempat praktek Soesilo, Yosef alami sesak napas hebat.

Batal berobat pada Soesilo, Yosef langsung dilarikan ke rumah sakit Hermina Depok untuk dapat penanganan emergency (darurat) dengan oksigen dan pengasapan.

Yosef kemudian dirujuk ke rumah sakit Fatmawati-Jakarta, namun penuh sesaknya pasien BPJS di sana akibatkan Yosef tidak tertangani selama 4 hari. Ruang perawatan penuh dan sekitar lebih dari 10 pasien untuk dokter THT harus antri.

Pihak keluarga kemudian memutuskan memindahkan Yosef ke rumah sakit Polri Soekanto Kramat Jati-Jakarta, dan dokter THT langsung lakukan operasi untuk buka jalur pernapasan di leher. Yosef pun tertolong meski bernapas via selang di leher. Pernapasan melalui hidung dan mulut stop total. Tak ada lagi hembusan napas keluar dari mulut dan hidungnya.

Dua minggu berlalu, Yosef dipanggil dokter THT dan dapat penjelasan ihwal hasil pathologi anatomi (PA) pada jaringan yang diambil saat operasi. Dokter lugas menjelaskan bahwa tumor di tenggorokan harus diambil berikut pita suara (dipotong) dan saluran pernapasan (dipotong) karena pita suara dan saluran pernapasan telah menyatu/menempel pada tumor.

Dan akibatnya (pasca operasi), Yosef tak bisa lagi bicara (kecuali pasang pita suara palsu). Dokter juga akan mengarahkan pernapasan Yosef melalui lubang permanen di leher karena pernapasan melalui hidung dan mulut praktis tak mungkin lagi.

Yosef serta merta menolak operasi lanjutan oleh dokter THT di rumah sakit Polri karena tetap ingin bisa bicara. "Lebih baik mati saja daripada saya jadi bisu selamanya," ujar Yosef sambil mengatakan suara (untuk bicara) itu lebih penting, daripada pernapasan. Yosef mungkin salah satu potret pasien yang asal bicara ketika sedang putus asa.

Dokter THT rumah sakit Polri pun tidak memaksa Yosef yang memilih menolak tindakan operasi lanjutan. "Saya sangat yakin Soesilo bisa membantu saya maka saya perintahkan anak saya untuk mengantar kembali saya ke Soesilo," cerita Yosef.

Soesilo dan istrinya yang juga ahli pengobatan secara tradisional (herbal) menyanggupi dan menangani Yosef selama 1,5 bulan. Alhasil Yosef bisa bernapas lagi melalui hidung dan mulut juga ingus dan dahag mengalir lagi via hidung dan mulut, meski selang masih terpancang di lehernya.

Soesilo dengan kekuatan magis melakukan operasi misterius selama tiga kali, mengeluarkan tumor dari tenggorokan Yosef, dan menyuruh Yosef lakukan city scan di rumah sakit untuk pastikan keberadaan tumor.

Alhasil, oleh rumah sakit Sentra Medika, city scan membuktikan Yosef tidak lagi punya massa tumor di tenggorokan dan jalur pernapasan ke hidung dan mulut sudah lapang (longgar). Saatnya selang di leher akan dicabut.

"Terima kasih Tuhan Yesus, karena Engkau sendiri, melalui tangan pak Susilo, yang menyembuhkan suami saya," ujar Hendrika Bao, istri Yosef.

Umat Katolik Flores sangat kenal model penyembuhan oleh beberapa orang yang mendapat karunia khusus seperti Damianus Wera asal Palu'e atau Susilo Raharjo yang buka praktek di Depok.

Mereka punya kemampuan menyembuhkan orang sakit melalui terapi, resep obat verbal, konsumsi makanan tertentu, hingga tindakan operasi yang menghipnotis.

Mencengangkan karena pasien mereka justru lebih banyak dari kalangan non Katolik. Ya, seperti orang Nazareth, mereka hanya butuh mujizat penyembuhan, tanpa harus mengakui atau mengimani bahwa penyembuhan itu datang dari Tuhan Yesus sendiri.


4 komentar:

  1. Bapa Yosef ini saya kenal baik. Orang yang pernah bersama bapa Yosef ini pasti memiliki pengalaman unik. Orangnya sangat sangat lucu dan bicara banyak. Duduk bersama bapa yosef ini hal pertama yang mesti disiapkan itu perut tahan ketawa. Betul sudah klw dia tidak mau diperasi denhan pesyaratan suara hilang karena mmang dia omong banyak...

    BalasHapus
  2. Bapa Yosef ini saya kenal baik. Orang yang pernah bersama bapa Yosef ini pasti memiliki pengalaman unik. Orangnya sangat sangat lucu dan bicara banyak. Duduk bersama bapa yosef ini hal pertama yang mesti disiapkan itu perut tahan ketawa. Betul sudah klw dia tidak mau diperasi denhan pesyaratan suara hilang karena mmang dia omong banyak...

    BalasHapus
  3. Susilo Raharjo Alamatnya dmn ya? Dan ada cpnya pak mksi

    BalasHapus
  4. di lampu merah depok baru, pertigaan menuju citayem dan depok timur jika datang dari arah terminal depok dan kantor walikota depok .. nama gang, Ki Mijil Pamungkas

    BalasHapus