Senin, 29 Januari 2018

Romo Sil: Natal di mata Natalia, Tini, Azizah


DEPOK (FLORES nusaIMAN) - Perayaan Natal bagi keluarga besar Nagekeo Selatan (Nagetan) di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi (Jabodetabek), dan Serang (Banten) agak berbeda dimaknai, terutama oleh Natalia, Tini, dan Azizah.

Perayaan misa akbar dan inkulturatif itu telah digelar Sabtu pekan lalu (27/1) di Taman Mini Indonesia Indah (TMII) yang dihadiri sekitar 1500 undangan. Natalia dan Tini adalah sosok yang diperkenalkan oleh Romo Silverius Betu, Pr dalam kotbahnya, sementara Azizah adalah artis penyanyi nasional asal NTT yang menyanyikan lagu Holy Night penuh hikmat dan memukau jiwa.

Di sebuah panti asuhan, Romo Sil bercerita, seorang gadis kecil bernama Natalia merangkai kandang natal dan tempatkan dua bayi di palungan.

"Tadi saya bilang pada bayi Yesus bahwa saya tidak punya apa-apa dan tidak punya siapa-siapa. Bapa dan mama sudah tiada. Bayi Yesus masih punya bapak Yosep dan mama Maria. Lalu bayi Yesus bilang..engkau kan masih memiliki aku yang mencintaimu, marilah sahabatku, berbaring bersamaku. Aku kedinginan, engkau juga. Mari kita berbagi cinta dan kasih sayang agar menjadi hangat. Lalu aku masuk ke dalam palungan Yesus," ujar Natalia saat ditanya pengasuhnya.

Air mata ibu pengasuh dan teman-teman Natalia jatuh satu persatu. Inilah Natal yang terindah, berbagi kasih dengan Yesus, bersatu dengan Dia dalam kehangatan cinta, demikian ujar Romo Sil.

Dalam cerita lanjutan, Romo Sil membacakan puisi yang berjudul Tini Minta Karet, doa seorang bocah untuk orangtuanya. Tuhan Yesus, Tini minta karet untuk mengikat kaki papa agar betah tinggal di rumah. Tini minta karet untuk ikat tangan papa agar tidak memukul mama.

Puisi berlanjut. Tuhan Yesus, Tini minta karet untuk mengikat mama agar tidak arisan terus. Tini minta karet untuk ikat mulut mama agar tidak memaki papa dan Tini.

Tuhan Yesus, Tini minta karet untuk mengikat rencana papa dan mama agar tidak bercabang tak menentu. Tini minta karet untuk menyatukan pikiran dan hati papa dan mama dalam hati Yesus. Tini minta karet, agar tetap dekat di kaki bunda Maria.

Akhirnya Tuhan Yesus, Tini minta karet untuk mengikat-satukan kami sekeluarga, agar damai dan bahagia selalu, Amin. Demikian beberapa rangkaian puisi bocah Tini untuk orangtuanya.

Perayaan Natal peringatan kelahiran Yesus mengajak kita semua keluarga besar Nangaroro, Keo Tengah, Mauponggo di Jakarta juga di kampung untuk membangun kehangatan cinta dalam kasih persaudaraan, hidup dalam damai dan sukacita, dan hidup dalam persatuan, ujar Romo Sil.

"Biarlah tetap ada dua bayi dalam palungan hidup kita, yakni Yesus dan kita, karena selalu ada kehangatan dan kasih sayang. Kalau ada perbuatan-perbuatan yang menyebabkan orang kehilangan suka cita dan damai, kita berdoa minta karet kepada Yesus agar mengikat tangan dan kaki mereka supaya tidak menjadi profokator di tengah umat."

Bagi Azizah Ismi Kheruniza, artis penyanyi nasional itu, momen Natal Nagekeo di Taman Mini akhir pekan lalu tentu membuatnya kagum dan bangga. Susan Berchmans Seso (manajernya) juga George Soge Soo (musisi NTT) dan Tobby Ndiwa (musisi NTT) ikut terpukau karena Azizah beri abis (menyanyikan lagu Natal dengan penampilan dan suara teranyar).

Marselinus Ado Wawo, tokoh Nagekeo dan NTT di Jakarta, yang memprakarsai Natal akbar ini, didukung penuh semua tokoh dan sesepuh Nagekeo di Jakarta. Ketua Panitia Konradus Wawo, yang juga politisi, tentu puas karena tekanan selama proses persiapan tidak bermaksud sebagai politisasi, selain menggugah dan menegaskan identitas Nagetan yang cinta damai, meski suhu politik di Nagekeo sana seperti gelombang pasang (air laut naik).

Publik Nagekeo dan beberapa undangan dari NTT tentu puas dan bahagia karena menikmati fragmen Natal (karya Yuven Sera), bhea sa (teriakan magis) dan tarian karya Valens Daki Soo Cs, literasi budaya karya Vitalis Ranggawea, Wilhelmus Leba, dan Abraham Runga Mali, juga paduan suara (koor) yang indah karya kelompok padus Pasar Rebo, Jakarta.

Kerinduan Nagekeo diaspora akan kampung halaman akhirnya dilengkapi dengan peneguhan oleh beberapa tokoh kebanggaan Nagekeo dan NTT di Jakarta (lewat sapaan dan suara indah) seperti Gories Mere, Andy Gani Nena Wea, Kolonel (AU) Epi Embu Agapitus, Kolonel (AL) Kanisius Lobo, Romo Edu Dopo, SJ, Romo Jhon Podhi, Pr, dan Marselinus Lewa.

Berikut foto-foto karya Dewa Jeremias Jr, juru kamera kawakan di sebuah media ibukota Jakarta. 















Tidak ada komentar:

Posting Komentar